Rabu, 01 Desember 2010

DAYA HANTAR LISTRIK

Daya hantar listrik adalah ukuran seberapa kuat suatu larutan dapat menghantarkan listrik. Daya hantar listrik merupakan kebalikan dari hambatan listrik (R), dimana:

R = ρ L/A

Suatu hambatan dinyatakan dalam ohm disingkat Ω, oleh karena itu daya hantar listrik dinyatakan : DHL = 1/R = k A/L

Dimana,                                            k = 1/R  x  L/A

Daya hantar listrik disebut konduktivitas. Satuannya ohm-1 disingkat Ω-1, tetapi secara resmi satuan yang digunakan adalah siemen, disingkat S, dimana S = Ω-1 maka satuan k adalah Sm-1 atau SCm-1.
Konduktivitas digunakan untuk ukuran larutan / cairan elektrolit. Konsentrasi elektrolit sangat menentukan besarnya konduktivitas, sedang konduktivitas sendiri tidak dapat dapat digunakan untuk ukuran suatu larutan. Ukuran yang lebih spesifik yaitu konduktivitas molar (∆m). Konduktivitas molar adalah konduktivitas suatu larutan apabila konsentrasi larutan sebesar satu molar, yang dirumuskan sebagai:

∆m = k/C

Dimana:
k : Konduktivitas spesifik (SCm-1)
C : Konsentrasi larutan (mol/L)
∆m: Hantaran molar (SCm2mol-1)

Jika satuan volume yang digunakan adalah cm3 maka persamaan yang digunakan adalah
∆m = 1000k
C
Dimana satuan-satuannya sama dengan diatas.

Besarnya daya hantar jenis dapat dicari dari tahanan larutan. Jadi dengan mengukur tahanan larutan dapat ditentukan daya hantar ekivalen. Untuk ini biasanya dipakai jembatan wheat stone.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan ion adalah:
v  Berat dan muatan ion
v  Adanya hidrasi
v  Orientasi atmosfer pelarut
v  Gaya tarik antar ion
v  Temperatur
v  Viskositas
Jika larutan diencerkan maka untuk elektrolit lemah α-nya semakin besar dan untuk elektrolit kuat gaya tarik antar ion semakin kecil. Pada pengenceran tidak terhingga, daya hantar ekivalent elektrolit hanya tergantung pada jenis ionnya. Masing-masing ion mempunyai daya hantar ekivalent yang tergantung pada:
-          Jumlah ion yang ada
-          Kecepatan ion pada beda potensial antara kedua elektroda yang ada

Jumlah ion yang ada tergantung dari jenis elektrolit (kuat/lemah) dan konsentrasi selanjutnya pengenceran baik untuk elektrolit lemah/kuat memperbesar daya hantar dan mencapai harga maksimum pada pengenceran tak berhingga.
Penghantar logam disebut penghantar kelas utama, dalam penghantar ini listrik mengalir sebagai electron. Tekanan dari penghantar ini bertambah dengan naiknya temperatur. Larutan elektrolit juga dapat menghantarkan listrik, penghantar ini disebut penghantar kedua. Dalam penghantar ini disebabkan oleh gerakan dari ion-ion kutub satu ke kutub lainnya. Berbeda dengan penghantar logam, penghantar elektrolit tahanannya berkurang bila temperature naik.

Daya hantar listrik suatu larutan tergantung dari:
1. Jumlah ion yang ada
Jumlah ion yang ada tergantung dari elektrolit (kuat/lemah) dan konsentrasi. Pengenceran larutan baik untuk elektroda memperbesar daya hantar dan mencapai harga maksimal pada pengancaran tak tarhingga.
2. Kecepatan dari ion pada beda potensial antara kedua elektroda.

Pengukuran daya hantar listrik mempunyai arti penting dalam proses-proses kimia. Pada pembuatan akuades, efisiensi dari penghilang zat terlarut yang berupa garam-garam dapat diikuti dengan mudah dengan cara mengukur daya hantar larutan selama titrasi dan dengan menggunakan grafik dapt digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi. Derajat ionisasi elektrolit lemah dapat ditentukan dengan pengukuran daya hantarnya. Seperti diketahui, daya hamtar berbanding lurus dengan jumlah ion yang ada dalam larutan.

Tabel jumlah ion dan ∆m dalam pelarut air

Jumlah ion
Range ∆m
2
3
4
5
118-131
235-273
408-435
>560


Tabel jumlah ion dan∆m dalam pelarut DMF

Jumlah ion
Range ∆m
1:1
2:1
3:1
4:1
65-90
130-170
200-240
>300


Daya hantar ekuivalen didefenisikan sebagai daya hantar satu gram ekuivalen suatu zat terlarut diantara 2 elektroda dengan jarak kedua elektroda 1 cm. Daya hantar ekuivalen pada larutan encer diberi symbol “0″ yang harganya tertentu untuk setiap ion.
Pengaruh konsentrasi pada daya hantar ekuivalen, misal:





Konsentrasi NaCl
0
0,1
0,01
0,001
~
106,7
118,5
123,7
126,4


Konduktivitas molar elektrolit tidak tergantung pada konsentrasi. Jika K tepat sebanding dengan konsentrasi elektrolit. Walaupun demikian pada praktiknya, konduktivitas molar bervariasi terhadap konsentrasi, salah satu alasannya adalah jumlah ion dalam larutan mungkin tidak sebanding dengan konsentrasi larutan elektrolit, misalnya konsentrasi ion dalam larutan asam lemah tergantung pada konsentrasi asam secara rumit dan penduakalian konsentrasi nominal asam itu tidak menduakalikan jumlah ion tersebut. Kedua, karena ion saling berinteraksi dengan kuat, maka konduktivitas larutan tidak tepat sebanding dengan jumlah ion yang ada.
Pengukuran konduktivitas mula-mula pada konsentrasi menunjukkan adanya dua golongan elektrolit yaitu:
  1. Elektrolit kuat
Konduktivitas mula-mula elektrolit kuat hanya sedikit berkurang dengan bertambahnya konsentrasi
  1. Elektrolit lemah
Konduktivitas molar elektrolit lemah normal pada konsentrasi mendekati nol, tetapi turun tajam sampai nilai terendah saat konsentrasi bertambah.

Berdasarkan sifat daya hantar listriknya, larutan dibagi menjadi dua yaitu larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. Sifat elektrolit dan non elektrolit didasarkan pada keberadaan ion dalam larutan yang akan mengalirkan arus listrik. Jika dalam larutan terdapat ion, larutan tersebut bersifat elektrolit. Jika dalam larutan tersebut tidak terdapat ion larutan tersebut bersifat non elektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Hantaran listrik melalui larutan dapat dtunjukkan dengan alat uji elektrolit seperti pada Gambar 7. Jika larutan menghantarkan arus listrik, maka lampu dalam rangkaian tersebut akan menyala dan timbul gas atau endapan pada salah satu atau kedua elektroda.

Contoh lain adalah, bila NaCl dilarutan dalam air akan terurai menjadi ion positif dan ion negatif. Ion positif yang dihasilkan dinamakan kation dan ion negatif yang dihasilkan dinamakan anion. Larutan NaCl adalah contoh larutan elektrolit. Perhatikan reaksi berikut.

Bila gula dilarutkan dalam air, molekul-molekul gula tersebut tidak terurai menjadi ion tetapi hanya berubah wujud dari padat menjadi larutan. Larutan gula adalah contoh dari larutan non elektrolit. Perhatikan reaksi berikut:

Dalam kehidupan sehari-hari kita banyak menemukan contoh larutan elektrolit maupun non elektrolit. Contoh larutan elektrolit: larutan garam dapur, larutan cuka makan, larutan asam sulfat, larutan tawas, air sungai, air laut. Contoh larutan non elektrolit adalah larutan gula, larutan urea, larutan alkohol, larutan glukosa.

Daya hantar listrik larutan elektrolit bergantung pada jenis dan konsentrasinya. Beberapa larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik dengan baik meskipun konsentrasinya kecil, larutan ini dinamakan elektrolit kuat. Sedangkan larutan elektrolit yang mempunyai daya hantar lemah meskipun konsentrasinya tinggi dinamakan elektrolit lemah.
Perhatikan hasil uji elektrolit yang ditunjukkan pada Gambar 8. Pada larutan elektrolit lampu yang digunakan menyala dan timbul gas pada elektrodanya. Beberapa larutan elektrolit dapat mengahantarkan listrik dengan baik sehingga lampu menyala terang dan gas yang terbentuk relatif banyak (Gambar 8a). Larutan ini dinamakan elektrolit kuat, beberapa elektrolit yang lain dapat menghantarkan listrik tetapi kurang baik, sehingga lampu nyala, redup atau bahkan tidak menyala dan gas yang terbentuk relatif sedikit. (Gambar 8b). Dari uraian di atas kita dapat golongkan larutan elektrolit menjadi dua macam, yaitu elektrolit kuat dan elektrolit lemah.

Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan baik. Hal ini disebabkan karena zat terlarut akan terurai sempurna (derajat ionisasi ? = 1) menjadi ion-ion sehingga dalam larutan tersebut banyak mengandung ion-ion. Sebagai contoh larutan NaCl. Jika padatan NaCl dilarutkan dalam air maka NaCl akan terurai empurna menjadi ion Na+ dan Cl-. Perhatikan reaksi berikut.


Dari reaksi diatas jika 100 mol NaCl dilarutkan dalam air akan terbentuk 100 mol ion Na+ dan 100 mol ion Cl-. Jadi jika 100 mol NaCl dilarutkan akan terbentuk 200 mol ion.
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik dengan lemah. Hal ini disebabklan karena zat terlarut akan terurai sebagian (derajat ionisasi ? << 1) menjadi ion-ion sehingga dalam larutan tersebut sedikit mengandung ion. Tabel berikut menggambarkan larutan-larutan yang termasuk elektrolit kuat, elektrolit lemah dan non elektrolit.


Daya Hantar Listrik Senyawa Ion
Sebagai contoh dari kegiatan percobaan yang tergolong larutan elektrolit yang berikatan ion adalah garam dapur.
Dapatkah Anda membedakan daya hantar listrik untuk garam pada saat kristal, lelehan dan larutan?
Cobalah perhatikan uraian berikut.
NaCl adalah senyawa ion, jika dalam keadaan kristal sudah sebagai ion-ion, tetapi ion-ion itu terikat satu sama lain dengan rapat dan kuat, sehingga tidak bebas bergerak. Jadi dalam keadaan kristal (padatan) senyawa ion tidak dapat menghantarkan listrik, tetapi jika garam yang berikatan ion tersebut dalam keadaan lelehan atau larutan, maka ion-ionnya akan bergerak bebas, sehingga dapat menghantarkan listrik.
Pada saat senyawa NaCl dilarutkan dalam air, ion-ion yang tersusun rapat dan terikat akan tertarik oleh molekul-molekul air dan air akan menyusup di sela-sela butir-butir ion tersebut (proses hidasi) yang akhirnya akan terlepas satu sama lain dan bergerak bebas dalam larutan.
NaCl (s) + air  Na+(aq) + Cl-(aq)

Proses pelarutan padatan Kristal
Pada percobaan akan ditentukan jumlah muatan larutan sampel dengan metode pengukuran daya hantar listriknya kemudian dilakukan pendekatan antara larutan sampel tehadap larutan standar elektrolit yang juga telah diketahui jumlah muatan ionnya. Daya hantar listrik pada larutan diukur dengan menggunakan konduktivity meter menghasilkan harga konduktivitas larutan dalam satuan µscm-1
Pengukuran konduktivitas larutan standar yang telah diketahui jumlah muatan ionnya dilakukan pada beberapa jenis larutan baik elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Suatu larutan elektrolit kuat memiliki konduktivitas lebih  tinggi dari pada larutan elektrolit lemah. Karena dalam elektrolit kuat, zat elektrolit akan terdisosiasi sempurna menjadi ion-ionnya. Jumlah ion pada suatu larutan juga berpengaruh pada nilai konduktivitas larutan.
Daya hantar listrik (konduktivitas) adalah ukuran seberapa kuat suatu larutan dapat menghantarkan listrik. Konduktivitas digunakan untuk ukuran larutan atau cairan elektrolit. Semakin besar jumlah ion dari suatu larutan maka akan semakin tinggi nilai konduktivitasnya. Jumlah muatan dalam larutan sebanding dengan nilai hantar molar larutan dimana hantaran molar juga sebading dengan konduktivitas larutan. Konsentrasi elektrolit sangat menentukan besarnya konduktivitas molar (∆m). Konduktivitas molar adalah konduktivitas suatu larutan apabila konsentrasi larutan sebesar satu molar, sehingga secara matematis dirumuskan :
∆m = k/C

Jika satuan volume yang digunakan adalah cm3 maka persamaan yang menjadi

∆m = 1000k
             C
Dimana:  k : Konduktivitas spesifik (SCm-1)
               C : Konsentrasi larutan (mol/L)
              ∆m: Hantaran molar (SCm2mol-1)

Dalam percobaan digunakan larutan standar dan larutan sampel dengan konsentrasi sama, sehingga C dianggap constant. Jika nilai C konstan, maka hantaran molar (∆M) hanya diperbaharui oleh konduktivitas larutan (K), dimana  ∆M sebanding dengan nilai K. Nilai K didapat dari hasil percobaan. Jadi, semakain tinggi konduktivitas larutan maka hantaran molar (∆M) larutan tsb akan meningkat. Jumlah muatan juga berpengaruh pada hantaran molarnya. Pada kosentrasi yang sama, semakin besar jumlah muatan suatu larutan, maka akan semakin besar  pula hantaran molarnya (∆M).
Dalam suatu larutan elektrolit bila diberi dua batang elektroda inert dan diberi tegangan listrik diantaranya, maka anion-anion akan bergerak ke elektroda negatif (katoda). Proses ini merupakan fenomena transport seperti halnya yang terjadi dalam molekul gas adalah adanya pengaruh medan listrik dan molekul pelarut. Analisis kimia yang didasarkan pada daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion didalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar.

Langkah pertama yang dilakukan adalah membuat larutan KCl 0,01M sebagai larutan yang mengkalibrasi alat konduktivitymeter. Konduktivitymeter dikalibrasi hingga menunjukkan sekitar angka 1413 µs (bias kurang atau lebih/mendekati). Dalam hal ini pelarut yang digunakan adalah aquadest. Pada percobaan ini juga menggunakan larutan blanko yaitu larutan KCL 0,01 M , yang dalam teoritis memiliki konduktivitas 1413 µScm-1, sehingga sebelum digunakan alat harus kalibasi dengan larutan. KCL  0,01 M dan diseting untuk menunjukan angka 1413 µScm-1 larutan alat digunakan.  Hal ini dilakukan untuk mengetahui kesensitifan konduktivitymeter, apabila pengukuran larutan KCl menunjukkan 1413 µs, maka alat tersebut sensitif/baik. Untuk membuat larutan KCl 0,01M, diambil 4ml KCl 0,25 lalu diencerkan dengan akuades hingga volume 100ml. Larutan ini kemudian digunakan untuk kalibrasi alat. Dimana larutan blanko KCl dimasukkan dalam gelas beker, lalu dimasukkan sebuah magnet dan diletakkan di atas stirrer. Kemudian stirrer dihidupkan, fungsi dari stirrer dan memasukkan magnet adalah agar larutan homogen. Kemudian elektroda di masukkan dalam larutan, lalu di ukur dengan konduktymeter dan di setting hingga menunjukkan angka 1413 µScm-1. . Dalam hal ini, diantara 2 elektroda terdapat 2 elektroda, yaitu katoda dan anoda, Antara kedua elektroda tersebut terdapat beda potensial akibat dari desakan electron atau aktivitas elektron. Bila kedua elektroda tersebut dihubungkan, maka akan terjadi ariran listrik dari kutub negatif ke kutub positif melalui hubungan luar.
Setelah itu dibuat larutan standar. Larutan standar yang pertama, dibuat dengan mengambil 2ml larutan KCl, NaCl, KNO3, CuSO4.5H2O, NiSO4.6H2O, MgCl2, CuCl2.2H2O, AlCl3.6H2O masing-masing mempunyai konsentrasi 0,25 gram yang diencerkan dengan 100ml akuades untuk menjadika konsentrasi 5.10-3M. Semua larutan dalam konsentrasi sama yaitu 5.10-3M, sehingga dalam percobaan ini konsentrasi dianggap konstan.
Larutan standar yang kedua, dibuat dengan mengambil 2ml larutan KCl, NaCl, KNO3, CuSO4.5H2O, NiSO4.6H2O, MgCl2, CuCl2.2H2O, AlCl3.6H2O masing-masing mempyunyai konsentrasi 0,125 yang diencerkan dengan 50ml metanol untuk menjadika konsentrasi 5.10-3M. Hal ini sesuai persaman
                                   
                                 1M1=V2M2

Dalam percobaan digunakan konsentrasi larutan sama yaitu 5.10-3M. Konsentrasi elektrolit sangat menentukan besarnya konduktivitas suatu larutan. Dari harga konduktivitas yang terukur dapat digunakan untuk mencari harga konduktivitas molarnya sehingga dapat diketahui jumlah muatan yang terdapat dalam larutan standar.
Pada larutan encer, ion-ion dalam larutan tersebut mudah bergerak sehingga daya hantarnya semakin besar. Pada larutan yang pekat, pergerakan ion lebih sulit sehingga daya hantarnya menjadi lebih rendah. Hal lain yang mempengaruhi daya hantar listrik selain konsentrasi adalah jenis larutan. Pengukuran ketergantungan konduktivitas molar pada konsentrasi tertentu menunjukkan adanya 2 golongan elektrolit, yaitu elektrolit lemah dan elektrolit kuat. Sifat umum dari elektrolit kuat adalah konduktivitas akan berkurang dengan bertambahnya konsentrasi, sedangkan elektrolit lemah konduktivitas molarnya normal pada konsentrasi mendekati nol, tetapi turun tajam sampai nilai yang rendah pada saat konsentrasi bertambah. Larutan elektrolit kuat mempunyai konduktiviyaslebih tinggi daripada elektrolit lemah, hal ini karena zat elektrolit terdisosiasi secara sempurna didalam larutan, berarti larutan elektrolit kuat dapat menghantarkan listrik dengan baik.  Penggolongan dengan cara ini juga bergantung pada zat terlarut dari pelarut yang digunakan.




Jumlah ion dan ∆m dalam pelarut air sesuai literatur:


Jumlah ion
Range ∆m
2
3
4
5
118-131
235-273
408-435
>560

                                                                           
Dalam pengukuran konduktivitas spesifik larutan dipilih harga yang paling konstan karena harga konduktivitas cenderung berubah setiap saat sehingga harga yang paling konstan merupakan harga yang mendekati harga sebenarnya. Setiap pergantian larutan, alat cuci dengan akuades. Pengukuran disertai dengan pengukuran akuades (pelarut) karena harga konduktivitas spesifik merupakan koreksi dari konduktivitas larutan dengan konduktivitas pelarut

k= klarutan - kpelarut

Dari konduktivitas spesifik, dicari harga antara molarnya sehingga dapat ditentukan jumlah ion yang ada dalam sampel.

Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan dibedakan menjadi :
a.Larutan Elektrolit.
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik. Zat terlarutnya disebut elektrolit. Contoh : natrium klorida (NaCl), hidrogen klorida (HCl), natrium hidroksida (NaOH), dan amoniak (NH3).
b.Larutan Nonelektrolit.
Larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik. Zat terlarutnya disebut nonelektrolit. Contoh : air suling, larutan gula, dan alkohol.
Pada tahun 1884, Svante Arrchenius mengajukan teorinya bahwa dalam larutan elektrolit, yang berperan menghantarkan arus listrik adalah partikel-partikel bermuatan (ion) yang bergerak bebas di dalam larutan. Ia menemukan bahwa zat elektrolit dalam pelarut air akan terurai menjadi ion-ion, sedangkan nonelektrolit dalam pelarut air tidak terurai menjadi ion-ion.

Daya Hantar Arus Listrik Dalam Larutan Elektrolit.
Berdasarkan kekuatan daya hantarnya, larutan elektrolit dibedakan menjadi dua, yaitu elektrolit kuat dan elektrolit lemah.




1.Elektrolit Kuat.
Elektrolit kuat adalah elektrolit yang dapat menghasilkan larutan dengan daya hantar listrik yang baik. Senyawa NaCl, HCl, dan H2SO4 dapat terurai sempurna dalam pelarut air membentuk banyak ion.
2.Elektrolit Lemah.
Elektrolit lemah adalah elektrolit yang dapat menghasilkan larutan dengan daya hantar listrik yang buruk. Senyawa CH3COOH dan NH3 hanya terurai sebagian kecil dalam pelarut air membentuk sedikit ion. Secara kuantitatif, kuat atau lemahnya suatu larutan elektrolit dapat dinyatakan dengan derajat ionisasi (α).
            Untuk larutan elektrolit kuat; α = 1 atau α mendekati 1.
Untuk larutan elektrolit lemah; 0
Untuk larutan nonelektrolit; α = 0.
Tabel 1.

Jenis Larutan
Jenis Zat Terlarut (dengan Pelarut Air)
Nyala Lampu
Contoh Larutan
Elektrolit Kuat
ØSenyawa ion
ØSenyawa kovalen polaryang terhidrolisis sempurna/hampir sempurna
Terang
Natrium klorida (NaCl)
Asam nitrat (HNO3)
Asam sulfat (H2SO4)
Natrium hidroksida (NaOH)
Kalium asetat (CH3COOK)
Elektrolit Lemah
ØSenyawa kovalen polar yang terhidrolisis sebagian kecil
Redup
Asam cuka (CH3COOK)
Amonia (NH3)
Asam karbonat (H2CO3)
Nonelektrolit
ØSenyawa kovalen polar yang tidak terhidrolisis
Tidak Menyala
Sukrosa (C12H22O11)
Etanol (C2H5OH)
Urea (CO(NH2)2)
Glukosa (C6H12O6)
Gliserin (C3H5(OH)3)
Etilen glikol (C2H4(OH)2)

Menurut Michael Faraday, elektrolit merupakan suatu zat yang dapat menghantarkan listrik jika berada dalam bentuk larutan atau lelehannya.
Tabel 2.

Jenis Senyawa
Padatan
Lelehan
Larutan (dalam Pelarut Air)
Senyawa ion
Tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena dalam bentuk padatan, ion-ionnya tidak dapat bergerak bebas.
Dapat menghantarkan arus listrik, karena dalam bentuk lelehan, ion-ionnya dapat bergerak jauh lebih bebas dibandingkan ion-ion dalam zat padat
Dapat menghantarkan arus listrik, karena dalam bentuk larutan, ion-ionnya dapat bergerak bebas
Senyawa kovalen polar
Tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena padatannya terdiri dari molekul-molekul netral meskipun bersifat polar
Tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena lelehannya terdiri dari molekul-molekul netral meski Dapat bergerak lebih bebas
Dapat menghantarkan arus listrik, karena dalam larutan molekul-molekulnya dapat terhidrolisis menjadi ion-ion yang Dapat bergerak bebas

Peran larutan elektrolit dan larutan nonelektrolit dalam kehidupan sehari-hari sangat penting, contohnya :
1.Aki
Sel aki terdiri anoda Pb dan katoda PbO2 dengan larutan elektrolit H2SO4. adanya larutan elektrolit memungkinkan terjadinya reaki kimia yang menghasilkan arus listrik untuk menghidupkan kendaraan.
2.Air sungai dan air tanah
Air sungai dan air tanah mengandung ion-ion sehingga dapat menghantarkan listrik. Sifat ini digunakan untuk menangkap ikan atau belut di sungai atau di persawahan dengan cara setrum listrik.
3.Air suling
Merupakan larutan nonelektrolit, karena mengandung ion-ion dalam jumlah yang sangat kecil. Air suling digunakan untuk membuat larutan dalam percobaan kimia nonelektrolit.
4.Cairan tubuh
Cairan tubuh mengandung komponen larutan elektrolit. Komponen larutan elektrolit memungkinkan terjadinya daya hantar listrik yang diperlukan untuk kerja impuls. Orang yang kekurangan cairan tubuh (dehidrasi) harus mengkonsumsi larutan elektrolit, seperti larutan oralit.


KESIMPULAN
  • Konduktivitas tergantung pada konsentrasi jenis ion dan pelarut larutan.
  • Jumlah muatan suatu larutan berbanding lurus dengan daya  hantar listriknya (DHL)  , semakin besar jumlah muatan maka daya  hantar listriknya (DHL)  juga semakin besar
  • Adanya pengenceran dalam larutan akan menurunkan hantaran molar suatu larutan
  • DHL digunakan untuk menentukan jumlah ion dalam larutan elektrolit




Tidak ada komentar:

Posting Komentar